Berbicara substansi kontribusi dan masa depan sama seperti membicarakan dua sisi mata uang; saling paut, saling belit, dan sulit dipisahkan. Sebuah pertanyaan seketika muncul tidak permisi, apakah kita wajib memberikan kontribusi untuk masa depan? Tak ada gunanya mati jika anda tak menghantui ingatan seseorang… jika anda tidak meninggalkan secercah rasa...
Manusia sebagai makhluk yang berakal dan berbudi harus senantiasa bermanfaat bagi sekitarnya. Dalam hadits Rasulullah SAW diberitakan manusia yang paling berguna adalah manusia yang paling bermanfaat bagi sekitarnya. Dan itulah yang membuat manusia lebih dari sekedar binatang yang berakal.
Menurut saya, dengan bermanfaat seseorang tidak hanya numpang hidup di kulit bumi. Sekedar kenyang dan mati tak dikenang. Setelah itu hilang begitu saja, tidak pernah hidup dalam ingatan seseorang. Seolah tak pernah ada, tak pernah hidup. Hilang begitu saja seperti debu terbawa angin. Setidaknya dengan tulisan sederhana ini, saya telah melakukan sesuatu dengan hidupku.
Karena manusia berbeda dengan binatang, maka saya ingin meninggalkan secercah rasa dalam kehidupan ini. Menulis membuat kita mempunyai tempat di bumi dan di langit.
setiap yang kita lakukan sekecil apapun merupakan sebuah kontribusi untuk masa depan. Jika tidak diniatkan untuk masa depan dunia, setidaknya kontribusi bagi masa depan diri pribadi. Perjalanan hidup kita hari demi hari adalah usaha untuk mengumpulkan tabungan kontribusi itu dalam sebuah pundi-pundi. Laiknya tabungan yang sudah banyak, pundi-pundi itu akan kita bongkar suatu saat nanti.
saya tergelitik untuk mengutip sebuah kata sederhana tapi bermakna dari aktris Hollywood Winona Ryder. Katanya, “aku tak yakin bahwa aku mempengaruhi setiap orang, kecuali diriku sendiri.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar